Jakarta (ANTARA) – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menanggulangi COVID-19 di mana persentase jumlah kasus aktif di Indonesia berada di bawah 1 persen pada sepekan terakhir.
“Mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menanggulangi COVID-19 tersebut, karena hal ini dapat diraih dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan,” kata Bamsoet, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, lanjut Bamsoet, MPR berharap pemerintah tidak lengah dan cepat berpuas diri terhadap capaian tersebut.
“Tetap melakukan upaya antisipasi agar lonjakan ataupun gelombang ketiga kasus COVID-19 tidak terjadi,” ujarnya.
Ia meminta pemerintah daerah yang masih memiliki kasus aktif COVID-19 cukup tinggi untuk meningkatkan upaya penanganan seperti tracing, testing, dan meningkatkan kualitas treatment.
“Juga menggencarkan program vaksinasi dan mendorong masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam melakukan setiap kegiatan,” tuturnya.
Bamsoet meminta pemerintah daerah memantau perkembangan angka dan data kasus COVID-19 di daerah masing-masing, baik kasus aktif, kesembuhan, atau kasus meninggal hingga ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit.
“Apabila didapat data atau kasus COVID-19 yang kurang baik, agar tetap melakukan koordinasi dengan perangkat daerah terkait atau pemerintah pusat,” katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah harus terus melakukan upaya terbaik dalam menanggulangi COVID-19 di wilayah masing-masing, terutama dalam menjaga pelonggaran-pelonggaran yang saat ini semakin diperluas ke berbagai sektor.
Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan Indonesia konsisten mencatatkan penurunan kasus positif selama 11 minggu setelah lonjakan kasus kedua pada Juli 2021.
Bahkan, menurut Wiku, untuk pertama kalinya kasus aktif di Indonesia berada di bawah 1 persen, yaitu 0,86 persen di minggu terakhir. Sementara rata-rata dunia, tidak pernah mencapai kasus aktif di bawah satu persen.
“Ini adalah perkembangan yang sangat baik mengingat pada lonjakan kasus kemarin, kasus aktif kita sempat mencapai hampir 19 persen. Saat ini kasus aktif dunia sebesar 7,77 persen,” papar Wiku di Jakarta, Selasa (5/10).