PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Banten 2024 menyoroti persaingan sengit antara tiga klan dinasti politik yang dominan, yakni Klan Jayabaya, Klan Ratu Atut, dan Klan Natakusumah.
Ketiga klan tersebut bersaing untuk mendapatkan kekuasaan di salah satu provinsi paling bermuatan politik di Indonesia.
Peta dinasti politik di Banten Berbasis di Kabupaten Lebak, Klan Jayabaya dimulai dari keluarga politikus senior yang pernah menjadi Bupati Lebak selama 2 periode sejak 2003 hingga 2013, yakni Mulyadi Jayabaya.
Klan ini telah lama berpengaruh dalam politik daerah dengan mengandalkan dukungan akar rumput yang dibangun selama beberapa dekade. Dikenal dengan program infrastrukturnya, mereka mempertahankan hubungan patron-klien yang kuat dengan masyarakat pedesaan.
Di Pilkada Banten 2024, anak kedua dan anak ketiga Mulyadi Jayabaya ikut berkontestasi, yaitu Diana Jayabaya sebagai Calon Wakil Bupati Pandeglang dan Hasbi Asyidiki Jayabaya sebagai Calon Bupati Lebak.
Hal ini mencerminkan teori klientelisme, di mana kemampuan klan untuk memberikan manfaat lokal yang nyata memastikan loyalitas politik. Klan kedua, yakni Klan Ratu Atut.
Klan yang dikenal paling kuat dan kontroversial ini telah mendominasi politik Banten selama beberapa dekade, meskipun ada skandal korupsi yang melibatkan matriarkinya, yaitu Ratu Atut Chosiyah.
Diwakili oleh Airin Rachmi Diany, adik Ipar Ratu Atut, kampanye klan ini menggambarkan teori ketergantungan jalur (path dependency theory), karena mesin politik mereka yang mapan terus mengamankan pengaruh. Dengan dukungan dari Golkar dan PDI Perjuangan di Pilkada Banten 2024, mereka bertujuan mendapatkan kembali kendali atas provinsi tersebut.
Tidak hanya Airin, mantan juru bicara Keluarga Atut, Fitron Nur Ikhsan ikut mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Pandeglang. Selain itu, adik tiri Ratu Atut, Ratu Ria Maryana maju sebagai Calon Wali Kota Serang. Andika Hazrumy, anak Ratu Atut juga turut meramaikan Pilkada Banten 2024 dengan maju sebagai Calon Bupati Serang.
Terakhir, dipimpin oleh Achmad Dimyati Natakusumah, Klan Natakusumah mewakili keluarga politik elite dengan ikatan kuat dengan politik tingkat nasional melalui kemitraan cair dengan berbagai partai.
Mereka memosisikan diri sebagai reformis, yang bertujuan menantang dominasi dinasti lain melalui keahlian legislatif. Strategi ini merupakan perwujudan teori tawar-menawar elite, di mana aliansi nasional meningkatkan keunggulan lokal.
Kini, klan Natakusumah juga kembali meramaikan Pilkada Banten dengan Dimyati sebagai Calon Wakil Gubernur Banten dan adiknya sendiri, Raden Dewi Setiani maju sebagai Calon Bupati Pandeglang.
Elitisme dalam pusaran dinasti politik
Dengan menggunakan teori elite, klan-klan ini mencontohkan bagaimana kekuasaan tetap terkonsentrasi dalam jaringan keluarga, memanfaatkan sumber daya dan mobilisasi pemilih untuk mempertahankan dominasi.
Namun, struktural-fungsionalisme juga menjelaskan kegigihan mereka, karena sistem sosial-politik di Banten tergantung pada kesetiaan keluarga dan patronase yang mapan.
Hasil pemilu akan menguji apakah pemilih memprioritaskan reformasi atau keberlanjutan dalam pemerintahan dinasti. Pertarungan politik di Pilkada Banten 2024 mencerminkan masalah yang lebih luas dalam demokrasi Indonesia, di mana politik dinasti sering kali mengaburkan platform ideologis, sehingga pertanyaan tentang tata kelola dan reformasi masih terbuka untuk diperdebatkan.