Sebagai bagian dari rangkaian acara Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), menghadirkan pameran yang secara resmi dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, pada Senin (28/4). Pameran ini berisikan sejumlah karya dan program menarik, yang salah satunya dihadirkan oleh para murid SMK melalui karya robot dan teknologi Artificial Intelegence.
Sebagai penggagas Robot Ondel- Ondel, Moseriogadi Radithya, mengungkapkan bahwa karya ini merupakan jawaban atas tantangan yang diberikan oleh sekolah. Ia menjelaskan bahwa Jimyon Waiter Bot (sebutan nama robot) juga hasil dari pengembangan teknologi robot sebelumnya yang saat ini dikombinasikan dengan unsur budaya lokal.
“Ondel-ondel pada akhirnya menjadi pilihan saya dalam pengembangan robot ini. Pada dasarnya, robot ini memiliki fungsi sebagai robot pelayanan yang bisa digunakan seperti di bandara, restoran, maupun lainnya,” jelas Mose, siswa kelas XII SMK Mitra Industri M2100.
Selain itu, terkait dengan pengembangan dan korelasi dengan dunia industri, Mose menuturkan bahwa sekolahnya terus mendorong semua siswa untuk berkarya dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri. Seperti robot ini, baginya ini adalah karya berharganya yang mungkin ke depan dapat terus berkembang menyesuaikan kemajuan teknologi.
“Sebagai siswa SMK, saya ingin terus berkarya dan mengembangkan apa yang sudah saya buat saat ini. Semoga robot ini menjadi inspirasi untuk siswa lainnya mengembangkan teknologi dan karya robot di Indonesia, dan mengisi kemajuan industri robotic saat ini,” tutur Mose.
Selanjutnya, siswa vokasi lainnya, Wildan Hakim Anshori, dalam pameran ini menghadirkan karya AI Safety. Dijelaskan oleh Wildan bahwa karya ini berawal dari risetnya tentang tingginya angka kecelakaan kerja di lapangan.
“Karya AI ini memiliki sensor untuk para pegawai harus memakai kelengkapan kerja yang lengkap sebelum memulai pekerjaan. Dengan begitu, karya ini juga menjawab kegelisahan saya, sekaligus bagian dari implementasi kemajuan teknologi AI,” ucap Wildan, siswa kelas XII SMK Mitra Industri M2100.
Senada dengan Mose, menurut Wildan tantangan dari sekolah menjadi awal mula dirinya mau untuk mengembangkan teknologi AI ini. Baginya, sekolahnya telah memberikan ruang seluasnya kepada siswa untuk berkarya dan tidak melihat sebuah kelemahan pada karya tersebut.
“Untuk pengembangan ke depan, saya berencana menambah kemajuan dari sistem sensor yang bisa mendeteksi lebih banyak orang dari satu waktu. Semoga hal itu terwujud dan menyuarakan karya vokasi untuk kemajuan Indonesia,” ucap Wildan.
Sementara itu, keberhasilan para siswa dalam berkarya juga tak luput dari dukungan guru. Perkasa Dwi Oktana, Guru SMK Mitra Industri M2100 mengungkapkan bahwa mutu pendidikan di SMK telah berorientasi dengan kebutuhan industri.
“Kemajuan industri juga harus sejalan dengan kebutuhannya yang dilaraskan kepada para murid SMK. Para murid harus menjadi pelaku dari dunia tersebut dan diharapkan membawa warna baru dalam industri global,” paparnya.
Dengan sejumlah karya yang ditampilkan, ia merasa bangga bahwa karya SMK mampu menarik minat pengunjung untuk bertanya tentang produknya. “Setidaknya, pameran ini kami dapat mengenalkan karya siswa kami, menjelaskan ke publik maupun media sosial, dan memberikan kepercayaan diri yang lebih kepada mereka untuk terus selalu berkarya ke depannya,” tutup Okta.