Kota Semarang dikenal bukan hanya karena lumpia dan bandeng presto, tetapi juga memiliki kuliner khas yang tak kalah menarik, yaitu Roti Ganjel Rel.

Makanan legendaris ini sering dijumpai menjelang Ramadhan dan menjadi salah satu ikon kuliner Semarang.

Roti Ganjel Rel sudah ada sejak masa penjajahan kolonial Belanda, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Kebudayaan pada tahun 2024.

Baca Juga

Roti ini terinspirasi dari kue Belanda bernama Ontbijtkoek, yang dibuat dari gandum hitam dan rempah-rempah.

Ketika roti ini masuk ke Indonesia, khususnya Semarang, masyarakat lokal mulai mengadaptasi resepnya.

Namun, karena kesulitan mendapatkan bahan baku yang mahal, mereka menggunakan gaplek (tepung singkong) sebagai alternatif tanpa tambahan telur.

Nama “Ganjel Rel” sendiri berasal dari bentuk roti yang menyerupai kotak cokelat dan memiliki tekstur keras, mirip seperti penjepit rel kereta.

Ini menjadi salah satu perbedaan mencolok antara Roti Ganjel Rel dan Ontbijtkoek, di mana Ganjel Rel memiliki tekstur yang lebih padat.

Menurut sejarawan Semarang, Jongkie Tio, orang Indonesia pada awalnya tidak memiliki tradisi makan roti, melainkan budaya tersebut berasal dari orang Belanda.

Saat bangsa Belanda berimigrasi ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah, mereka juga membawa tradisi kuliner mereka, termasuk Roti Ganjel Rel.

Makanan ini semakin dikenal mahal karena penggunaan rempah-rempah yang ada di dalamnya, menjadikannya simbol prestise bagi kalangan bangsawan.

Roti Ganjel Rel menawarkan cita rasa manis dengan aroma rempah yang menggoda.

Hingga kini, roti ini masih dapat ditemukan di berbagai toko kue di Semarang dan menjadi makanan yang wajib dicoba bagi setiap pengunjung.

Salah satu tempat yang masih memproduksi Roti Ganjel Rel adalah Toko Oen, yang berlokasi di Jalan Pemuda, Kota Semarang.

Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati Roti Ganjel Rel saat berkunjung ke Semarang dan rasakan sendiri kelezatan makanan legendaris ini!