Billy Mambrasar (Foto: Istimewa)

Jakarta – Billy Manbrasar, Staf Khusus Presiden, mengatakan pandemi Covid-19 membuat siswa tidak bisa belajar tatap muka (PTM), sehingga mengarah pada tren digitalisasi pendidikan.

“Memang betul awalnya arahan mengakselerasi pendidikan digital seolah hanya reaksi terhadap pandemi, tetapi ternyata ini akan menjadi tren pendidikan Indonesia ke depan,” kata Billy dalam talkshow daring “G20, Kita Bisa Apa?” di Jakarta, Rabu (8/12/2021) dilansir beritasatu.com.

ia pun menilai langkah Presiden Jokowi yang meletakkan anak muda dengan segudang pengalaman di bidang digital ke dalam Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Baca Juga

“Apa yang dilakukan pemerintah relevan baik untuk post pandemi maupun transformasi pendidikan Indonesia dalam jangka panjang sesuai dengan tren dan tantangan global saat ini,” ucapnya.

Sebelum Covid-19 pemerintah pun telah membangun infrastruktur Palapa ring timur untuk memastikan masyarakat di wilayah timur Indonesia dapat mengakses internet.

“Tapi yang masih menjadi kendala, belum banyak operator memanfaatkan jejaring fisik yang telah dibangun. Jadi harapannya bagaimana menarik operator ke sana,” ucapnya.

Pengembangan digitalisasi pendidikan pun diperlukan karena beberapa daerah yang kekurangan guru berkualitas pun terbantu oleh teknologi digital.

Menurut dia jika digitalisasi pendidikan dapat diakselerasi, pendidikan yang berkualitas dapat dinikmati secara lebih merata.

“Kita akan bisa mengurangi gap pendidikan antara anak muda di berbagai wilayah di Indonesia, terutama antara wilayah timur yang kualitas pendidikannya masih lebih rendah dibandingkan wilayah barat,” ucapnya.(*/cr2)