Suka Mengapresiasi dan Punya
Mimpi Menjadikan Wartawan Tanjungpinang Kompeten Semua

Baca Juga

Oleh : Zakmi, Wartawan PWI

Selasa (28/4) sore, kabar duka muncul dari RS Umum Raja Abdul
Thabib (RAT) Batu 8, Tanjungpinang. Kabar duka meninggalkan walikota Tanjungpinang Syahrul dari tim medis dan ditujukan ke Gugus Tugas Covid-19 Tanjungpinang itu langsung viral sejak pukul 16.45 WIB. Tanjungpinang berduka.

Ucapan belasungkawa mewarnai sejumlah grub aplikasi jejaring sosial. Foto-foto Walikota Tanjungpinang Syahrul langsung memenuhi laman-laman setiap akun di media sosial.

Syahrul yang berlatar belakang guru mengawali jabatan politisnya saat dia menjabat ketua PGRI Tanjungpinang. Ia terpilih menjadi wakil walikota bersama Lis Darmansyah pada periode sebelumnya.

Lantas, Syahrul terpilih lagi di periode berikutnya dan dilantik menjadi walikota Tanjungpinang bersama Rahma wakilnya pada Oktober 2018.

Banyak wartawan memanggilnya dengan sebutan Ayah. Saya lebih suka memanggilnya Pak Wali. Syahrul juga pandai memanggil semua orang dengan sebutan apresiasi. Setiap bertemu, saya dipanggilnya dengan sebutan Ketua.

Sebelum Syahrul dan Rahma dilantik menjadi walikota di Ibukota Provinsi Kepri, PWI Tanjungpinang-Bintan sempat membuat acara. Kala itu, kami selaku panitia tidak mencantumkan Syahrul di daftar undangan.

Alasan kami, karena beliau belum dilantik dan kami hanya berharap Pjs walikota yang hadir atau yang mewakili di acara yang digelar pada 18 September 2018 di Hotel pelangi. Itu sudah lebih dari cukup. Lagi pula, kegiatan Konferwil
PWI Tanjungpinang-Bintan saat itu relatif kecil dan sederhana serta waktu pelaksanaan juga cukup mendadak dan mendesak.

Sebelum acara dimulai, ternyata Pjs Walikota Raja Ariza muncul dan berselangan Syahrul juga tiba. Tentu hal itu menjadi suprise bagi wartawan yang ada di lokasi acara. Apalagi saat acara akan dimulai Gubernur Kepri Nurdin Basirun juga datang.
Sejak dilantik sebagai Walikota Syahrul selalu terbuka untuk komunikasi dengan wartawan. Meski kadang ia dihadapkan dengan konfirmasi wartawan dengan pertanyaan yang menyudutkan dirinya dan keluarga, namun selalu dijawab dengan diplomatis. Syahrul selalu berusaha tenang menjawab pertanyaan.

Saat pertanyaan menyudutkan, ia berusaha senyum dan berlalu, tanpa ada kesan marah.

“Saya sangat terbantu dengan banyaknya wartawan dalam menyosialisasikan program agar sampai ke masyarakat. Ada juga pertanyaan teman-teman yang membuat saya tersudut karena bertanya di waktu yang tidak tepat tanpa melihat situasi,” keluh kesah Syahrul dalam obrolan dengan saya di acara media gathering akhir 2019 lalu saat kami duduk berdampingan satu meja saat itu.

Sebelumnya Syahrul juga penyetujui jika ada organisasi profesi wartawan atau organisasi perusahaan pers menginisiasi untuk menyelenggarakan pelatihan wartawan dan uji kompetensi untuk meningkatkan kapasitas wartawan dalam menggali informasi dan menyajikan untuk publik.

“Silakan ajukan permohonannya. Kalau itu untuk kepentingan peningkatan SDM wartawan di Tanjungpinang tentu kita dukung. Wartawan mesti kompeten di bidangnya, karena wartawan adalan orang yang mesti punya kemampuan dan kapasitas untuk mengedukasi pembaca dan ahar bisa lebih profesional dalam menjalankan fungsi kontrol sosial. Kalau wartawan yang akan ikut jumlahnya banyak, kita prioritaskan sebagian, dan periode berikutnya kita sisir kembali yang belum kompeten,” harap Syahrul dalam bincang-bincang buka puasa dengan wartawan pada Mei 2019 silam.

Perhatian Syahrul tidak hanya pada profesi kewartawanan saja. Untuk kerjasama dengan perusahaan media juga selalu ia jaga. Pada akhir 2019 lalu, Tim Penyusun Anggaran Daerah mencoret anggaran publikasi untuk bekerjasama dengan media massa. Kontan ini menjadi kekhawatiran bagi para pemilik media.

Meski pendapatan kerjasama dari
Pemko Tanjungpinang selama ini relatif kecil untuk setiap media, namun terancam hilang karena tidak dimasukkan di daftar rancangan kegiatan.

Saat hal itu kami kabarkan kepada Syahrul selalu walikota, saat itu pula mendiang langsung minta Sekdanya untuk menjumpai perwakilan perusahaan media yang tergabung di SMSI.

Teguh selaku Sekda Kota Tanjungpinang mengajak kami ngopi di salah satu kedai yang ada di Simpang Dompak Batu 8 atas. Sekda menegaskan bahwa akan ada kerjasama dengan media yang jumlahnya akan disampaikan langsung oleh walikota.

“Dalam tiga hari ini, Pak Wali akan ngajak silaturahmi di CK undangannya segera dikirim,” kata Teguh dalam pertemuan singkat Jumat sore pada Oktober 2019 lalu.

Dalam silaturahmi dengan Walikota yang juga ada Rahma selaku wakilnya, setelah kami jumpa Sekda itu, Syahrul meyakinkan wartawan dan pengusaha media bahwa anggaran tetap ada. Hanya saja dia meminta maaf karena dalam menyusun anggaran ada banyak dinamika hingga ia harus guyub dalam menyikapi semua.

Tentu kalimat Syahrul disambut tepuk tangan wartawan yang ramai menghadiri acara silaturahmi media yang digelar di ruang pertemuan utama Hotel CK saat itu.

Sejak saat itu saya tidak pernah bertatap muka dengan mendiang. Namun, obrolan ringan untuk menjaga silaturahmi tetap kami bisa dengan sekedar menyapa melalui obrolan aplikasi.

Perhatian Syahrul untuk daerah dan menjamin kesehatan masyarakatnya juga perlu diapresiasi. Dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus Corona, Syahrul juga selalu turun ke lapangan. Setiap pelabuhan ia datangi untuk memastikan kesiapan peralatan dan SDM di pelabuhan dalam menditeksi pendatang yang masuk.

Penyemprotan disinfektan di berbagai lokasi beliau juga kerab hadir bahkan bahkan turun tangan memegang alat untuk seterisasi agar daerah yang ia pimpin terbebas dari Covid-19.

Apalagi wilayahnya berada di ibukota Provinsi Kepri yang merupakan beranda Indonesia dan berbatasan dengan beberapa negara tetangga.

Sejak menerima bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dari pemerintah pusat pada 4 April lalu mendiang sudah tidak tampak lagi di tengan masyarakat. Ternyata beliau mulai sakit. Pada Sabtu 11 April wartawan dihebohkan dengan informasi Syahrul dilarikan ke UGD RSU Raja Abdul Talib setelah dijemput ambulans dengan petugas mengenakan APD lengkap.

Syahrul yang awalnya dinyatakan nonreaktif berdasarkan hasil pemeriksaan cepat (rapid test), ternyata positif terpapar covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab PCR (Polymerase Chain Reaction) pada 14 April.
Setelah 17 hari dirawat di ruang isolasi RSU RAT Tanjungpinang, Pak Walikota yang dikenal warga sebagai tokoh yang mengayomi sudah berpulang… Selamat jalan Ayah.. Doa-doa terbaik untukmu Pak Wali.. Insyaallah Husnul Khotimah..

Penulis Adalah Ketua PWI Tanjungpinang-Bintan dan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Cabang Kepri.