Gubernur NTT Viktor Laiskodat (dok)
JAKARTA – Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, mengatakan, tidak berminat lagi maju untuk jabatan gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur periode kedua pada pemilihan kepala daerah serentak 2024.
“Tidak memiliki niat lagi untuk menjadi gubernur. Saya lebih memilih kembali ke Jakarta untuk mengubah cara berpikir aparatur agar sistem pemilihan kepala daerah secara langsung seperti yang dilakukan selama ini bisa diubah sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi lebih nyata,” kata Laiskodat dalam acara penyerahan DIPA dan TKDD tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur TA 2023 di Kupang, Jumat (9/12/2022).
Ia menyebutkan sistem pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah tetap dilakukan secara langsung. Ketika seorang gubernur dan bupati maupun wali kota terpilih sudah masuk dalam sistem pemerintahan, apabila tidak bekerja maksimal maka dia harus diganti.
“Kalau kerjanya tidak benar maka harus diganti karena sudah tidak layak lagi untuk menjadi pemimpin. Cara seperti ini yang harus kita lakukan,” kata Laiksodat dalam kegiatan yang dihadiri para bupati dan wakil bupati di NTT.
Ia mengatakan apabila kepala daerah tidak bekerja serius untuk kepentingan rakyat maka harus diberhentikan karena tidak layak menjadi pemimpin sehingga sistem pemerintahan daerah harus diubah agar tidak ada lagi kepala daerah di Provinsi NTT yang bermain-main bekerja untuk kepentingan rakyat.
“Dalam sistem pemerintah dibolehkan apabila kepala daerah tidak bekerja maksimal untuk kepentingan kesejahteraan rakyat padahal sumber daya alam sangat potensial untuk dikembangkan bagi kepentingan rakyat maka kepala daerah seperti itu harus diganti,” tegasnya.
Menurut dia hampir 70 persen masalah di Provinsi Nusa Tenggara Timur ada di pusat sehingga semua proses desain perlu dilakukan dari pusat.
“Gubernur NTT sehebat apapun kalau tidak diurus di pusat maka banyak kekayaan di NTT hari ini tidak bisa dikembangkan secara baik. Termasuk cara berpikir aparatur pemerintah pusat dan NTT juga harus diubah,” kata dia.
Ia menjelaskan setelah kembali ke Jakarta maka bisa mendesain pembangunan yang tepat sehingga geliat ekonomi di provinsi berbasis kepulauan ini bertumbuh lebih hebat lagi. (*)