PUSARAN.CO – Salah seorang ulama salaf, pernah berujar, “pada saat mengingat orang-orang shalih, rahmat akan turun.”

Dalam kitabnya, Ibn Taimiyah rahimahullah menekankan memilih pemimpin yang salih.

Sebuah kisah yang diceritakan Ibn Taimiyah dalam kitabnya, bahwa sebagian Khalifah Abbasiyah, pernah bertanya kepada seorang ulama tentang sikap kepemimpinan Umar Ibn Abdul Aziz rahimakumullah. Lalu sang ulama bercerita, Umar Ibn Abdul Aziz adalah Khalifah yang sangat amanah. Saking amanahnya, Umar tidak memberikan banyak fasilitas hidup kepada keluarga mereka, karena melihat harta yang berada di bawah wewenangnya, bukan harta pribadinya yang bisa semaunya dipergunakan dan diberikan kepada siapapun, tanpa pertimbangan amanah dan keadilan.

Baca Juga

saat menjelang wafatnya di usia yang masih sangat muda, sekitar 40-an tahun, seseorang berkata kepada Umar Ibn Abdul Aziz, mengingatkan kondisi keluarganya. “Wahai Amirul mukminin, Anda menghalangi anak-anak Anda dari harta ini dan meninggalkan mereka dalam keadaan fakir, tanpa memiliki apapun.”

Tidak berapa lama, Umar Ibn Abdul Aziz meminta semua anaknya untuk dipanggil menghadapnya. Semua anaknya pun dihadirkan. Mereka berjumlah belasan, semuanya masih kecil, belum ada satupun yang memasuki usia remaja (balig). Melihat semua anaknya, Umar pun berlinang air mata. Lalu beliau berkata:

” wahai anak-anakku, demi Allah, aku tidak pernah menghalangi kalian dari sesuatu yang menjadi hak kalian. Tetapi, aku pun bukan pencuri harta orang untuk aku berikan kepada kalian. Kalian bisa saja satu dari dua jenis manusia. Bisa jadi kalian adalah orang-orang yang shalih. Maka ingatlah, sesungguhnya Allah akan mengatur, mengurus, dan melindungi orang-orang yang shalih. Namun, kalian pun bisa jadi bukan orang yang shalih. Jika demikian, aku tidak akan meninggalkan untuknya sesuatu yang bisa dipergunakan untuk bermaksiat kepada Allah. Sekarang, pergilah kalian.”

****
Dan ternyata, sepeninggal Umar, sebagian anak-anak nya ada yang memberikan 100 kuda untuk keperluan kaum muslimin. Jika dikonversi dengan harga kuda saat ini, kira-kira berapa……

Demikian sepenggal pelajaran yang dahulu pernah kami pelajari dari guru kami.

***
Jika melihat dunia kita saat ini, membaca cerita para ulama shalih terdahulu, memang seperti membaca dongeng. Apa ia sampai segitunya? Tetapi, apa yang terjadi pada kisah Umar, bukan sesuatu yang aneh dalam sejarah para orang shalih. Sikap Umar Ibn Abdul Aziz pun warisan keshalihan para leluhurnya, terutama dari kakek dan nenek buyut dari jalur ibunya. Ada gen keshalihan yang “nitis” dari para leluhurnya. Selain kesahalihan warisan Umar Ibn Al-Khattab, ada warisan keshalihan neneknya yang merupakan anak gadis penjual susu miskin yang dilihat Umar Ibn Al-Khattab pada saat blusukan. Gadis yang berani bersikap jujur dan benar dihadapan ibunya, ketika sang ibu memintanya untuk mencampur susu dengan air.

“Tidak apa-apa nak, Khalifah (Umar) tidak tau tindakan kita.”

“wahai bunda, mungkin saja Umar tidak melihat tindakan kita. Tetapi, Tuhannya Umar melihat kita.”

Umar pun menawarkan kepada sebagian anak lelakinya, untuk menikahi gadis ini. Salah seorang anaknya pun menikahinya. Dari pernikahan itu, lahirlah seorang wanita yang kemudian menjadi ibu Umar Ibn Abdul Aziz. (***)