Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, duet Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar merupakan kombinasi ideal. Meski begitu, PKB masih memperjuangkan agar Muhaimin menjadi calon presiden, bukan calon wakil presiden.
“Kita memang tidak bisa maju sendiri dan elektoral Pak Prabowo juga termasuk yang bagus. Banyak yang memandang kombinasi ini pasangan yang ideal untuk bisa mencapai kemenangan. Tapi kalau saya pribadi tetap berjuang Pak Muhaimin capres,” ujarnya menanggapi deklarasi Prabowo-Muhaimin, Selasa (1/2).
Meski mendorong Muhaimin sebagai capres, Jazilul mengakui harus realistis juga dan tidak menolak usulan Muhaimin sebagai cawapres.
“Saya juga tidak menolak beberapa teman yang punya usulan karena pada ujungnya politik harus realistis juga,” jelasnya.
Secara hitungan, pasangan Prabowo-Muhaimin sebagai capres-cawapres sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden 20 persen. Gerindra mendapatkan perolehan suara 12,57 persen, sementara PKB 9,69 persen.
“Itu sudah lebih dari cukup untuk maju sebagai pasangan capres-cawapres,” kata Jazilul.
Pasangan Prabowo-Muhaimin juga cukup ideal karena mewakili unsur nasionalis-religius, militer-sipil, tua dan muda. Kata Jazilul, keduanya juga cukup akrab meski berbeda koalisi pada Pilpres 2019.
Keuntungan dari segi politik keduanya merupakan ketua umum partai sehingga mudah melakukan konsolidasi ke bawah.
“Pak Muhaimin punya kultur pesantren dan NU, Pak Prabowo punya kultur militer, menurut saya komplit lah. Cuma saya pribadi masih berjuang agar Pak Muhaimin menjadi capres, RI 1,” kata Jazilul. (dede).