PUSARAN.CO – Pengurus Daerah Wanita Islam Pare-Pare Sulawesi Selatan, menggelar halal bihalal yang merupakan tradisi baik di masyarakat indonesia, meski dalam suasana Covid-19 kegiatan tetap dapat berlangsung.
Kegiatan dibuka dengan Tilawatil Quran, yang dilanjutkan sambutan dari Ketua PD Wanita Islam Pare-Pare Sulawesi Selatan.
Yang tidak kalah menarik, dalam kegiatan ini dilanjutkan Tausiyah dari UstadSyamsi Ali Presiden Nusantara Foundation, beliau juga sebagai penggiat agama islam di Amerika, negara yang minoritas, dengan tema “Bagaimana menghadapi islamphobia” yang pada puncaknya saat terjadi pengeboman gedung WTC tahun 2001, umat islam menjadi tertuduh.
Hal itu sungguh berat bagaimana merubah wajah islam, dari kebencian menjadi diminati, tapi saat itulah Islam harus menampilkan wajah Islam yang arif bijaksana , dengan ahlak yang mulia, bahwa islam secara kaffah, Iman, Islam dan ahlak.
Tapi sebaliknya saat musim Corona ini , islam tidak di kaitkan, tapi islam sebagai solusi, islam dalam keseharian sudah menngajarkan kebersihan , tapi justru muslim Amirika mengambil peran dengan membagi makanan yang di antarkan di depan rumah-rumah mereka, ini merupakan penerjemahan islam hal ini menarik simpati, termasuk perjuangan kita untuk meliburkan idul fitri dan idul adha libur, mengusahakan makanan halal di sekolah-sekolah, sudah ada walikota , dan polisi yang menjadi muslim, ini merupakan perjuangan yang tidak mudah, dan islam di amerika tidak dihalangi, Islam semakin ditindas.
Sementara itu, dalam sesi tanya jawab Marfuah Musthofa, Ketua Umum Pengurus Pusat Wanita Islam menyampaikan pertanyaan bagaimana mengimplementasikan ritual ibadah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menjawab hal tersebut, Ustad Syamsi Ali mengatakan, bagaimana ibadah yang dilakukan bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari dan berdampak social yang positif, seperti sholat, zakat membersihkan diri dari ketamakan duniawi Tazkiatunnafs ada pada nilai spiritualitas, puasa juga demikian, akan menjadi karakter, ibadah dapat berdampak social, hablum minallah, harus menyambung dengan hablumminannas, ketika mengucapkan Assalamualaikum itu menebarkan keselamatan, ketika kita mengucapkan Allahu Akbar, itu merupakan kemuliaan, buka kesombongan, tidak boleh juga kita rendah diri.
“Kegiatan Wanita Islam yang merupakan Peran ibu 2 Wanita Islam sangat positif bangus, jika para ibu sudah mengambil tanggung jawab yang baik, insyaallah akan membantu membangun tatanan masyarakat, mari membangun keilmuan, ahlak, menengok sejarah pada masa Sahabat bahwa Aisyah adalah professor yang menjadi rujukan para sahabat, maka peran wanita sangat penting terutama peran untuk mendidik,” ujarnya.
Diakhir, Marfuah Musthofa, Ketua Umum Pengurus Pusat Wanita Islam menjelaskan, mendidik putra bangsa adalah salah satu semangat yang dibangun oleh Organisasi Wanita Islam, sehingga Wanita islam mempunyai Yayasan Pendidikan Bhakti Wanita Islam ( YPB WI) yang bergerak di dunia Pendidikan Formal, dan membawahi sekitar 350 TK Islam, Raudhatul AtHfal, Bustanul Athfal TPA/TPA, Rumah Quran yang tersebar di Indonesia, SDI T/SMP Inklusi dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wanita Islam di Surabaya, YPB Wanita Islam terus berbenah.
Ditambahkan Marfuah, organisasi Wanita Islam berdiri tahun 1962 di Yogyakarta.
“Oganisasi ini berdiri terutama didorong oleh adanya inisiatif dari para wanita agar dapat ikut berperan dalam memberikan amal bakti kepada masyarakat ikut memperjuangkan kemerdekaan dan untuk memberi ruang bagi wanita untuk menyumbangkan peranya,” pungkasnya.(red).