Oleh : Jaya Suprana
Alkisah demi memberikan kesadaran spiritual bagi umat manusia yang sedang dirundung nestapa prahara wabah virus Corona, maka Menteri Pariwasata Kahyangan Suralaya menyelenggarakan program kunjungan wisata-spiritual ke Neraka dan Surga.
NERAKA
Para turis takjub sebab ternyata Neraka adalah sebuah balairung besar dengan tata interior serba mewah gemerlap dilengkapi meja panjang menghidangkan prasmanan masakan-masakan terlezat mahakarya para mahachef Jonggring Salaka yang siap disantap oleh para penghuni Neraka.
Makanan tersaji di Neraka hanya boleh dan bisa diambil dengan tangan masing-masing penghuni Neraka.
Ternyata tidak ada siku pada ke dua belah tangan masing-masing sehingga baik tangan kanan mau pun kiri penghuni Neraka tidak bisa ditekuk. Alhasil para penghuni Neraka sangat menederita akibat di satu sisi memang bisa mengambil makanan terlezat pilihan diri masing-masing namun di sisi lain akibat tidak punya siku maka tangan tidak bisa ditekuk sehingga tidak bisa memasukkan makanan pilihan mereka ke dalam mulut masing-masing.
Setelah para turis cukup merasa ngeri melihat penderitaan para penghuni Neraka maka pemandu Wisata-Akhirat membawa para turis mengunjungi Surga.
SURGA
Para turis takjub sebab ternyata Surga sama saja dengan Neraka yaitu sebuah balariung besar dengan tata interior serba mewah gemerlap dilengkapi meja panjang menghidangkan prasmanan masakan-masakan terlezat mahakarya para mahachef Jonggring Salaka yang siap disantap oleh para penghuni Surga.
Makanan yang tersaji di Surga hanya boleh dan bisa diambil dengan tangan masing-masing penghuni Surga. Ternyata juga tidak ada siku pada ke dua belah tangan masing-masing penghuni Surga sehingga baik tangan kanan mau pun kiri penghuni Surga seperti penghuni Neraka juga tidak bisa ditekuk.
Namun beda dari penghuni Neraka, para penghuni Surga dianugrahi kesadaran sosial sehingga masing-masing penghuni Surga bertanya kepada sesama penghuni Surga di sampingnya (tidak ada social & physical distancing sebab di Surga bebas wabah Corona) tentang makanan lezat apa yang ingin mereka nikmati.
Para penghuni Surga dengan tangan tanpa siku memang mustahil mampu mengambil makanan untuk diri sendiri. Namun akibat memiliki kesadaran sosial maka masing-masing penghuni Surga bisa mengambil makanan pilihan sesama penghuni Surga di sampingnya untuk didekatkan ke mulut sesama penghuni Surga agar bisa memakan makanan pilihan diri masing-masing.
Alhasil para penghuni Surga meski tidak memiliki siku pada ke dua belah tangannya namun memiliki kesadaran sosial untuk mampu saling membantu sesama penghuni Surga agar dapat menikmati makanan terlezat pilihan mereka masing-masing.
GOTONG ROYONG
Insya Allah, setelah mengunjungi destinasi wisata-spiritual Neraka dan Surga maka para turis dari marcapada memperoleh hikmah inspirasi kesadaran spiritual bahwa pada hakikatnya semangat kebersamaan untuk bergotong-royong merupakan enerji kemanusiaan yang ampuh-mandraguna menggerakkan mekanisme mesin peradaban.
Kesadaran transendental yang menggugah kearifan umat manusia untuk seyogianya bukan sendirian namun bersama-sama menanggulangi beraneka-ragam masalah yang senantiasa siap mengendala perjalanan kehidupan di planet bumi ini. Termasuk masalah malapetaka wabah virus Corona.
(Penulis adalah Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan yang meyakini bahwa Kemanusiaan adalah Mahkota Peradaban)