Pendiri raksasa teknologi Microsoft sekaligus filantropi dunia, Bill Gates, memberikan dana hibah sebesar US$159 juta atau sekitar Rp2,6 triliun ke Indonesia.

Baca Juga

Dari jumlah tersebut, US$119 juta (Rp1,9 triliun) dialokasikan untuk bidang kesehatan, US$5 juta (Rp826 miliar) untuk pertanian, dan US$5 juta (Rp826 miliar) untuk teknologi.

Lalu, bantuan sosial lainnya di lintas sektoral dengan total lebih dari US$28 juta (Rp462 miliar).

Namun, uang yang dihibahkan ke Indonesia belum seberapa dibandingkan dengan besaran yang pernah ia klaim.

“Saya telah menyumbang US$100 miliar,” kata Bill Gates.

“Tapi saya masih punya lebih untuk dibagi,” tambahnya.

Nilai yang setara Rp1,65 kuadriliun itu hampir sama dengan total perekonomian Bulgaria, yang berpenduduk sekitar 6,7 juta orang.

Jumlah tersebut juga hampir sama dengan penjualan Tesla selama satu tahun. Pemilik Tesla, Elon Musk, kini menjadi orang terkaya di dunia—posisi yang sempat dipegang Gates selama bertahun-tahun.

Gates menggabungkan kekayaannya dengan sesama filantropis, Warren Buffett, ke Yayasan Gates. Yayasan ini awalnya didirikan bersama Gates dan mantan istrinya, Melinda.

Gates mengatakan bahwa filantropi sudah tertanam dalam dirinya sejak dini. Ibunya sering mengatakan “semakin kaya, semakin besar pula tanggung jawab untuk menyumbangkannya”.

Ulang tahun yayasannya yang ke-25 jatuh pada bulan Mei, dan Gates secara eksklusif mengungkapkan angka US$100 miliar tersebut kepada BBC.

Dia menceritakan kesenangannya soal menyumbangkan uang. Bill, diketahui telah menyumbangkan sekitar US$60 miliar (Rp991 triliun) ke yayasannya.

Meski sudah menyumbangkan puluhan miliar dollar dari kocek pribadi, Bill merasa hal tersebut tak mempengaruhi gaya hidupnya.

“Saya tidak melakukan pengorbanan pribadi. Saya tidak mengurangi jumlah hamburger atau film.”

Bill juga masih mampu membeli jet pribadi dan berbagai rumah berukuran besar.

Ia berencana untuk menyumbangkan “sebagian besar” kekayaannya. Namun, ia mengungkap telah “berbicara banyak” dengan ketiga anaknya tentang jumlah yang tepat untuk diwariskan.

Saat ditanya apakah keluarganya akan miskin saat dia wafat, Bill menjawab: “Tidak akan.”

Gates adalah ahli matematika dan itu terlihat jelas. Saat masih kelas delapan di bangku Lakeside School di Seattle, Amerika Serikat, Bill mengikuti ujian matematika regional untuk empat negara bagian dan berhasil meraih hasil sangat baik.

Pada usia 13 tahun, ia menjadi salah satu murid dengan nilai matematika terbaik dari segala kelompok usia di wilayah tersebut.

Persoalan hitung-hitungan bukan masalah baginya, termasuk juga mengukur kekayaannya yang ia siapkan untuk keluarganya di masa depan.

Menurut Indeks Miliarder Bloomberg, secara sederhana, jika seseorang memiliki kekayaan senilai US$160 miliar (Rp2,6 kuadriliun), mewariskan sebagian kecil dari jumlah itu kepada anak-anaknya, mereka akan tetap sangat kaya.

“Pastinya, mereka akan baik-baik saja, dalam persentase itu bukan angka yang sangat besar”.