Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus wafat sehari setelah muncul di Lapangan Santo Petrus untuk mengucapkan “Selamat Paskah” kepada ribuan umat Katolik.
Dari Vatikan hingga Filipina, umat Katolik menghabiskan Senin Paskah dengan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin spiritual mereka, Paus Fransiskus.
Kematiannya terjadi pada salah satu momen terpenting bagi para pengikut Gereja Katolik Roma, dan kurang dari 24 jam setelah Paus menyampaikan pesan terakhirnya di Lapangan Santo Petrus pada Minggu Paskah.
Momen wafatnya Paus Fransiskus tidak luput dari perhatian umat Katolik.
“Dia [Tuhan] memilih hari yang paling indah bagi Gereja Katolik—Dia tidak mungkin memilih hari yang lebih baik,” kata Pastor Sergio Codera, imam Salesian dari Spanyol.
Dia melanjutkan bahwa Paskah adalah kesempatan paling penting yang dirayakan umat Katolik. Itu adalah momen untuk merayakan “kematian bukanlah akhir dari segalanya”.
“Dan pada hari inilah Tuhan memilih agar Paus Fransiskus bertemu dengan-Nya.”
Sebelumnya, Kardinal Kevin Joseph Farrell mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus “dengan kesedihan yang mendalam” pada Senin (21/04).
“Pada pukul 07.35 pagi ini (waktu setempat), Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” ujar Kardinal Farrell.
“Dia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan cinta universal, terutama bagi mereka yang paling miskin dan terpinggirkan,” lanjutnya.
Farrell menambahkan: “Dengan rasa syukur yang tak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami mempercayakan jiwa Paus Fransiskus kepada cinta kasih belas kasihan tak terbatas dari Allah Tritunggal.”
Dalam bulan-bulan terakhir hidupnya, kondisi kesehatan Paus yang memburuk membuatnya menghabiskan beberapa pekan di rumah sakit.
Pada 14 Februari lalu, pria berusia 88 tahun itu dibawa ke rumah sakit Gemelli di Roma karena pneumonia di kedua paru-parunya. Dia mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari.
Dia keluar dari rumah sakit pada 23 Maret.
Paus sangat rentan terhadap pneumonia, yang merupakan infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, setelah menjalani pengangkatan sebagian paru-paru saat masih muda.
Masa kepausan Fransiskus menandai banyak hal dan meskipun ia tak pernah berhenti memperkenalkan reformasi pada Gereja Katolik, ia tetap populer di kalangan tradisionalis.
Ia adalah Paus pertama dari Benua Amerika atau belahan bumi selata, sekaligus Yesuit pertama yang terpilih menduduki takhta Santo Petrus.
Pendahulu Fransiskus, Benediktus XVI, adalah Paus pertama yang mengundurkan diri secara sukarela dalam hampir 600 tahun, dan selama hampir satu dekade, Taman Vatikan menjadi tempat tinggal dua paus.