PUSARAN.CO– Saat ini, Indonesia telah memasuki era tatanan perekonomian baru. Hampir semua proses transaksi ekonomi telah memanfaatkan teknologi digital. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberi contoh perubahan perilaku masyarakat yang kini membeli tiket pesawat maupun memesan kamar hotel lewat platform online. Bahkan teknologi digital membuka peluang kehadiran wirausahawan baru.
“Zaman dulu waktu kita kalau mau pergi keluar kota, terbang, kita beli voucher di travel biro. Voucher-nya ditukar di airport dengan boarding pass. Sekarang mana ada? Gak ada, sekarang semuanya di hp aja. Hotel juga begitu. Adakah hotel masih beli voucherkemudian voucher-nya ditukar dengan kunci kamar di resepsionis? Udah gak ada karena inovasinya sudah online. Luar biasa. Ini kan aktivitas-aktivitas ekonomi yang memanfaatkan proses baru dan menggunakan teknologi digital,” kata Rudiantara saat memberikan Kuliah Umum bagi Mahasiswa STT Rahmat Emanuel, di Jakarta.
Menurut Rudiantara, melihat perubahan proses transaksi tersebut, Pemerintah memperkirakan potensi ekonomi digital Indonesia pada 2020 akan mencapai USD 130 Miliar. Nilai itu setara dengan 12 persen GDP Indonesia pada tahun 2020.
“Yang mendorong ini semua sebetulnya bukanlah teknologi, melainkan pola pikir manusia untuk mencari cara-cara baru yang lebih efektif dan produktif untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Di era ekonomi digital ini, teknologi hanya sebagai enabler (alat) saja. Yang terpenting adalah pola pikirnya untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di masyarakat menggunakan teknologi,” ucapnya.
Wirausaha Baru
Menteri Kominfo menyontohkan bagaimana layanan ojek online telah memberikan dampak yang besar bagi perekonomian Indonesia sekaligus memberikan solusi bagi layanan transportasi di Indonesia.
“Sebelum ada Go-Jek, pendapatan ‘Opang’ (Ojek Pangkalan) terbatas karena mereka hanya menunggu di satu tempat saja. Untuk bisa dapat order yang lebih banyak, mereka harus bergerak. Akhirnya dibuatlah platform digital yang bisa menghubungkan antara pengguna dengan penyedia layanan. Karena apa? Menguntungkannya apa? Pendapatannya naik, kita juga sebagai konsumen diuntungkan. Keuntungannya bukan dari sisi harganya saja tapi paling tidak kita tidak usah jalan ke Ojek Pangkalan,” ujar Rudiantara.
Menteri Rudiantara menambahkan, perkembangan dunia transportasi telah membuka lapangan usaha dan wirausahawan baru. Pengusaha kuliner kini tak perlu sewa tempat mahal lagi karena dari dapur bisa langsung didistribusikan ke konsumen lewat aplikasi transportasi online.
“Ibu, teman-teman terutama wanita yang suka masak, masakannya enak, dulu kalau bisnis buka restoran harus sewa tempat dan lain sebagainya. Sekarang gak perlu, dari dapur aja dikirim yang penting brand-nya bagus. Ibu atau Bapak tahu? sampai dengan 2018 Go-Jek, Go-Food udah nganter berapa ayam geprek? 95.000.000 box ayam geprek. Martabak saja yang sudah dikirim oleh Go-Food sampai pertengahan 2018 ada 40 juta box lebih terjual. Dan itu siapa yang Jual ayam geprek? Ada konglomerat yang jualan martabak? Siapa Mereka? Itu UKM. Jadi ekonomi digital ini, itu create new entrepreneur,” paparnya.(sumber:kominfo.go.id)