Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti berencana membangun delapan kolam retensi di tiga sungai, yakni Sungai Bekasi, Sungai Cikeas, dan Sungai Cileungsi. Infrastruktur tersebut penting agar Banjir Bekasi seperti yang terjadi bulan ini tidak terulang. Diana menyampaikan, kolam retensi penting untuk menahan lonjakan debit air saat curah hujan tinggi terjadi.

Ia menjelaskan, Banjir Bekasi terjadi karena curah hujan tinggi membuat debit air yang mengaliri Sungai Bekasi mencapai 1.142 meter kubik per detik, sedangkan kapasitasnya hanya 662,9 meter kubik per detik.

“Kalau tidak ada area tampung seperti kolam retensi, ya airnya langsung mengalir kencang ke Sungai Bekasi saat curah hujan tinggi,” kata Diana , Rabu (5/3).

Baca Juga

Diana menjelaskan, kedelapan kolam retensi tersebut ada di kawasan Siti Rawani, Bojong Kulon, Koja, Rajuhmudik 1, Rajuhmudik 2, Bantaragebang, dan Kemang Pratama. Kedelapan kolam itu menurut dia, akan segera dibangun, tetapi akan bergantung pada pembebasan lahan yang menjadi salah satu tantangannya.. Diana juga berencana kembali mengusulkan kegiatan pengendalian banjir di Kali Bekasi.

Menurutnya, saat ini masih ada dua paket pengendalian banjir di Kali Bekasi yang dijadwalkan rampung tahun ini, yakni paket 6 dan 7. Berdasarkan Indonesia.go.id, tujuan pengerjaan pengendalian banjir paket 6 dan 7 adalah normalisasi kanal Cikarang Bekasi Laut. Kanal tersebut akan menguras air dari Cikarang menuju Sungai Bekasi Hilir.

Secara total, pemerintah telah melakukan tujuh paket pengendalian banjir di Kali Bekasi sejak 2021. Secara rinci, pengerjaan Paket 3 sampai 7 masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Bekasi sebesar 529.100 m² (52,91 Ha), meliputi tanah beserta bangunan seluas 264.800 m² (26,48 Ha), tanah kosong/kebun 242.100 m² (24,21 Ha) dan fasilitas umum 22.700 m² (2,27 Ha).